Mesin kopi yang biasa kita lihat di supermarket memang sudah lumrah dan dijual dengan harga di bawah 500 ribuan, sebagian malah di bawah harga 200 ribu. Di foto Anda bisa melihat Cuisinart milik saya pribadi yang dihadiahkan oleh sang boss sebagai hadiah pribadi waktu  saya melakukan perjalanan dinas ke Amerika. Ia meyakinkan kalau merek ini cukup populer dan saya cuma bisa mengangguk sambil kebingungan kerena tahu kalau tegangan listrik di sana adalah 110 volt hingga tak mungkin bisa digunakan di sini bila tidak menyediakan step up untuk mengkonversi tegangan menjadi 220 V. Mengapa saya memasukan Cuisinart ini ? Karena ia dilengkapi dengan alat penggiling kopi yang sudah terintegrasi yang membuatnya agak beda dengan alat penyeduh kopi sekelasnya.

 

Mekanismenya hampir tidak mengalami perubahan sejak lebih dari tiga dekade, menggunakan heating elementsebagai sumber panas untuk air dan plate agar kopi tetap hangat. Komponen penting lainnya adalah one way valve, dimaksudkan untuk menghalangi agar air  dingin yang masuk melalui saluran pipa agar tidak kembali lagi ke reservoir tempat kita menuang air saat dipanaskan oleh heating element.

Cuisinart memakan daya listrik 1000 watt yang akan mempercepat proses pembuatan kopi, tapi menjadi kendala besar bagi rumah tangga yang memasang listrik pas-pasan. Di bagian atasnya terdapat penggiling kopi yang dengan sistem blade, yang menurt manualnya bisa menggiling kopi dengan kapasitas 12 cangkir. Fungsi grinder bisa di off-kan bila kita ingin menggunakan kopi bubuk dengan menekan tombol “Grinder Off” di panel depan.

Terdapat juga tombol “Program” dimana pengguna bisa mengatur Cuisinart untuk bekerja secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan. Selebihnya, tidak ada yang terlalu istimewa dnegan fitur lain yang ditawarkan oleh Cuisinart. Pada bagian filter, Cuisinart melengkapi dengan filter kawat halus yang dilapis dengan warna “gold tone”,  yang tetap harus dipasangkan dengan filter kertas.

Saat dicoba kemampuannya Cuisinart langsung bekerja untuk menggiling kopi, menyeduh, dan menghidangkan kopi dalam waktu kurang dari lima menit untuk dua cangkir kopi. Suara grinder dengan sistem blade memang agak keras yang menggiling kopi dengan grind yang sangat kasar dan tidak ada pengaturan pada panelnya untuk membuat gilingan cukup halus.

Sepertinya bubuk kopi yang kasar membuat proses brewing begitu cepat karena air tidak mengalam resistensi sebagaimana pada bubuk yang lebih halus. Akibatnya, kopi yang dihasilkan kurang begitu pekat, aroma belum keluar secara maksimal, gejala yang biasa terdapat pada penyakit under extraction.

Jika saya Cuisinar bisa dilengkapi dengan pengaturan halus-kasar bubuk kopi, mungkin rasa yang dihasilkan akan jauh berbeda. Untuk itu saya tidak merekomendasikan untuk menggunakan kopi yang belum digiling, tapi cukup dimanipulasi rasanya dengan kopi bubuk biasa. Kita bisa memilih grind yang sesuai sehingga ekstraksi kopi bisa lebih optimum.

Alat ini sengaja saya posting karena Cuisinart ini sudah dijual di Indonesia, beserta alat lain seperti grinder yang pernah saya lihat di salah satu mall di Jakarta. Tapi, terserah kepada Anda, karena setiap orang punya kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Siapa tahu Anda berminat meminang Cuisinart agar ritual kopi lebih lengkap dengan fasilitas grinder yang terpasang pada mesinnya,

* * * *

 

7 replies
  1. Romy
    Romy says:

    Saya punya Cuisinart yang burr grinder. Ada 3 parameter yg diatur, kehalusan grind, kuantitas kopi dan kuantitas air. Cuma tetep kalah sama giling sendiri dan seduh sendiri.. 🙂

  2. luwakcoffee
    luwakcoffee says:

    Cawerang ,:)) i ilike this (bahasa Q grader) hahahahah gak ngerti om mohon pencerahannya

    Bahasa Sunda, artinya ya kopi yang kebanyakan air 🙂

  3. Endang
    Endang says:

    Pak Ton, rasanya bukan cuma alat model ini yang menghasilkan rasa “watery coffee” bukan ? Beberapa alat-alat model / sistem lain juga sering menghasilkan kopi yang ringan, malah ada yang sangat ringan. Nah pak Ton saya mau tanya, apakah di negara asalnya memang kebanyakan penduduknya lebih menyukai “kopi ringan” ?

Comments are closed.