Di sebuah cafe kota Venesia, Italia, 13 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 98, Ronald Prasanto , salah satu pemilik Avanti Can Cook kepincut dengan kopi yang ia nikmati, tapi kemudian tidak menyangka kalau pada kemasannya tertulis “Sumatra Coffee”. Mungkin itu sebuah titik balik dan membuat pria Jakarta kelahiran tahun  1981 ini kemudian memutuskan untuk lebih serius mendalami minuman ini hingga akhirnya membuka cafe sejak setahun yang lalu di Mall Teras Kota, BSD, Tangerang. Bukan hanya sebagai Barista yang piawai membuat latte art, tapi kreasinya sudah masuk pada tahap molecular gastronomy, dan saya selalu mempromosikan hal yang satu ini, demi meningkatkan kreativitas Barista Indonesia.

 

The scientific of deliciousness itu definisi baku molecular gastronomy, sebuah studi untuk mengekplorasi flavor, deliciousness  for tomorrow.  Apapun istilahnya, kreativitas itu selalu menarik dan menantang, ke luar dari zona kenyamanan dan mencoba hal baru yang tidak terpikirkan oleh banyak orang. Orang2 seperti Ronald biasanya tidak gundah dengan kata gagal dan komentar miring yang mungkin diterimanya, buat mereka proses lebih penting daripada hasil. Saya percaya kalau mereka melakukan hal2 yang baru bukan demi uang, produk terbaik yang kita kenal  seringkali dihasilkan dari orang2 yang dulunya melakukan sesuatu untuk pertama kali. Semoga Anda sependapat dengan saya.

Avanti Can Cook lebih ke Bistro dengan berbagai rupa kuliner, tapi saya tertarik menuliskannya karena saat event IBC wilayah Jakarta kemarin, salah satu Baristanya menyajikan signature drink dengan cangkir yang terbuat dari coklat. Terlepas baristanya tidak masuk ke final, buat saya ini sudah cukup untuk menunjukan keinginan untuk berbeda dari mayoritas peserta lainnya. Ronald lalu bercerita tentang berbagai macam ekplorasinya terhadap kopi yang terus ia jadikan bahan eksperimen dan ingin melihat bagaimana reaksi orang yang menikmatinya.

Espresso Ravioli pada foto di atas bisa dijadikan ilustrasi eksperimennya dengan bahan sodium alginate yang membuat espresso berbentuk seperti jelly. Saat digigit, aroma kopi yang kuat langsung memenuhi rongga mulut menyatu dengan susu dingin dan memberikan sensasi yang lain dibandingkan dengan meminumnya secara langsung. Molecular gastronomy meneliti berbagai reaksi kimiawi pada makanan seperti pada percobaan Ronald tadi dan memberikan perspektif baru kepada konsumen walau harus diakui pasarnya masih kecil.

Ronald akan terus melakukan berbagai macam percobaan dengan kopi, dan saya menunggu kreasinya yang lain. Tapi percayalah, ia mengawali hobinya dengan sebuah mesin kopi kecil, lalu karena merasa tidak puas karena masalah pressure dan kinerjanya secara keseluruhan, akhirnya ia memutuskan untuk meminang mesin pro sekalian. Walau harus memadamkan berbagai peralatan listrik di rumahnya, selama empat tahun ia terus berkutat meningkatkan keterampilannya dalam penyajian kopi sebelum akhirnya memutuskan karir di bidang F&B dengan resto Avanti Can Cook. Bersama dua orang saudaranya Ernest Christoga (Chef de Cuisine), dan Dicky Prasanto (General Manager), Avanti Can Cook tak segan meniti jalan yang less travelled dalam sebuah perbincangan di akhir pekan tadi yang seringkali terputus karena kesibukannya melayani para tamu yang memenuhi restonya.

* * * *

 

 

17 replies
  1. Echie
    Echie says:

    Salut pada kalian berdua : Pak Toni & Ronal. Semoga kopi Indonesia semakin berjaya…. Sukses yaaaa… ^^

  2. Afnil
    Afnil says:

    Wah, ternyata ini jawabannya.ternyata kopi dan coklat tidak terlalu beda caranya ( untuk menimbulkan aroma dan rasa).Dulu saya pernah diskusi dgn Doktor di PUSKOKA Jembe.Bahwa cara ini ngak bisa diterapkan krn kopi tidak ada lemak(fat).BTW, saya ada kepikir (belum nyoba).Proses roasting seolah-olah ngeroating dengan bahab bakar kayu (kayak kopi aroma .Bisa japri lebih lanjut utk diskusi lebih lanjut.

  3. Ade'
    Ade' says:

    Kayaknya kalo ke BSD harus nyoba nih..
    maksih mas atas infonya.Membaca artikel ini buat saya merasakan seolah2 meminum espresso jelly nya.. 😀

  4. edja
    edja says:

    di avantie can cook ga cuma makan + minum trus pulang,,, bisa juga belajar masak atawa bikin minum sendiri.. keren niy cafe… barista atawa chef nya jg menyambut bgt kalo ada yang tanya2 soal kopi or cara masak yang benar.. gw hampir tiap hari kesana..

    pak ronald, ajari saya lebih banyak lagi dong bout kopi.. hehehehe…

  5. Selvie
    Selvie says:

    Avantie…hmmm… selain food and beverages nya yang enak dan lezat, lebih seru lagi kalo chef sama barista nya share tentang makanan, sampe2 gak jarang dikasih coba menu makanan dan minuman baru, yg kadang2 bahan2nya aneh2 tp rasanya surprisingly enak!! untuk yang berikutnya ke avantie harus cobain nih kreasi baru espresso ravioli nya. tp udah ada di menu belum ya?

  6. Josie
    Josie says:

    O yeahh.. My second home.. Best place to work and hang out! Ngga cuma jualan, Avantie Can Cook juga memperhatikan kualitas makanan, pelayanan dan hospitality-nya.. SANGAT jarang ditemukan di restoran atau cafe lainnya.. God bless ACC!!

    Umm.. Ko, aku otw kesana.. Vietnam 1 yak.. 😀

  7. iky
    iky says:

    waduh ko’ ronald.. udah lama banget nii ga maen ke avantie.. kangeeeeen!!! makanan & minuman nya enak2!! apalagi warmth dark chocolate nya!! di jerman ga ada avantie nii ko! hehehe..
    sukses terus yaa ko’ avantie nya!! nanti balik dari jerman langsung makan disana!!

  8. Coffeeshopz
    Coffeeshopz says:

    wah ternyata ada signature drink nya ..
    padahal kalo pulang dari Lampung suka mampir ke sana..

    sayang terlewatkan hehehe
    next time mampir ah…

  9. melissa
    melissa says:

    ° • · ♥·♡ τнäиκ чöü ♥·♡ · • ° Pak Tonny atas perhatiannyaaa…

    Ehhhmm… Mau cobaaa nihhhh kayanya blm pernah liat yg kaya gini di indonesia 🙂

  10. Enrico
    Enrico says:

    Thanks infonya kang, saya baru tahu aliran molecular gastronomy sudah sampe di sini, hehehehe… kalo lagi ke BSD akan diusahakan mampir 🙂 soalnya jauh kalo pake motor wkwkwkwk

Trackbacks & Pingbacks

Comments are closed.