Setiap paket Technivorm selalu disertai sebuah label kecil dengan tulisan “Handmade & Individualy Tested”, sebuah deklarasi dari pabrikan mereka yang telah berusia selama 40 tahun. Tapi bila saya perhatikan dari kualitas rancang bangun, desain, hingga material, alat seduh kopi ini memang layak mendapat berbagai ulasan positif terlepas dari harganya yang dirasa kurang kompetitif.

Di bawah ini adalah bagian2 penting yang merupakan daya tarik Technivorm.

Bagian favorit saya selain “pancuran air” adalah termos atau carafe yang menggunakan double insulation yang terbuat dari material stainless steel dengan kapasitas 1.25 liter. Bagusnya carafe tersebut bisa mempertahankan panas hingga maksimal satu jam sebelum  suhunya turun  secara perlahan.

Carafe dilengkapi dengan  “brew lid” agar air tetap masuk ke dalam termos selain tutup biasa. Oh ya, jangan lupa memeriksa tegangan listrik apalagi kalau Anda memesan alat ini dari Amerika yang punya voltase 110 watt.

Berbicara mengenai tegangan listrik, hanya negara di Amerika, Kanada, Amerika bagian Tengah, Jepang, dan beberapa negara kecil lain yang masih “maksa” menggunakan tegangan 110 Volt, padahal mayoritas negara lain termasuk Indonesia sudah 220 V.

Water chamber menggunakan parameter Eropa, jadi saya agak kebingungan dengan ukuran cup yang menggunakan standard di benua ini alias lebih sedikit dibanding di Amerika. Satu fluid ounce menurut ukuran Eropa adalah sekitar 150 ml (5 oz), sedang di Amerika adalah 180ml.

Baiklah, jadi bila saya ingin membuat dua cangkir kopi, artinya air jangan sampai melebihi angka “2” yang terdapat di bagian kanan.

Di bagian “filter cone” terdapat fitur yang sangat menarik yakni tiga jenis pengaturan aliran air pada saat brewing. Full, half, dan stop, yang masing2 bisa dipilih, misalnya saat kita ingin melakukan pre-wet kopi.

Terakhir adalah sensor yang akan mematikan mesin apabila carafe tidak lagi bersentuhan dengan alat tersebut. Fitur yang cukup menarik agar Technivorm menghentikan kerjanya saat peletakan carafe yang tidak pas.

Selanjutnya, mari kita coba alat ini pada posting berikutnya.

* * * *

1 reply
  1. johan ade
    johan ade says:

    Sekarang alat ini sudah terjual di indonesia belum Pak Toni 🙂 kok kelihatannya saya tertarik untuk memiliki 🙂

    Belum dijual, padahal cukup populer di luar sana. Faktor harga sih yang akan jadi mahal kalau di import ke Indo.

Comments are closed.