Salah seorang pemilik cafe di Bandung mengatakan kepada saya bahwa alasan yang mendasarinya memilih  mesin espresso merek Gino, adalah faktor harga dan kebandelan produk Taiwan ini. Menurutnya, kemudahan perawatan  dan harga suku cadang yang relatif murah menjadikan mesin ini pilihan ideal untuk cafe tersebut yang saat itu baru memulai usahanya.  Gino bisa jadi mesin yang kurang mendapat perhatian melalui ulasan di internet, tapi produk yang diproduksi oleh perusahaan Gino Creation Co.ltd.  sudah cukup banyak digunakan khususnya untuk tipe dua group oleh beberapa cafe di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Berikut sedikit ulasan mesin espresso Gino yang saya bedah di rumah bersama rekan Mirza Luqman.

Gino Creation Co.ltd mengeluarkan tiga varian mesin espresso  yakni single, double, dan satu mesin yang juga bisa digunakan untuk melakukan ekstraksi teh yang populer di negaranya, Taiwan. Di Indonesia di pasarkan oleh Toffin Product dan menurut mereka Gino menjadi salah satu best seller atau produk yang paling banyak diminati oleh pembeli.

Inilah Gino GCM 211

Di hadapan Anda adalah mesin Gino tipe GCM 211,  satu group yang mempunyai 6 liter volume air di boiler-nya serta mengkonsumsi  daya listrik 2000 watt.  Mesin ini menggunakan listrik satu phase, jadi tidak perlu direpotkan untuk menyediakan alat khusus seperti pada sambungan tiga phase.Tidak diketahui beratnya karena tidak di sertakan dalam spesifikasi mesin, tapi diperlukan dua orang untuk mengeluarkan dan memindahkan mesin yang berwarna merah ini dari kardusnya.

Di dalam terdapat kelengkapan standard berupa dua portafilter single dan double, satu blind filter, dan dua gelas ukur. Mereka menyertakan juga sebuah obeng untuk membuka sekrup di shower screen untuk keperluan pembersihan rutin. Tidak ada tamper, jadi penggunak harus menyediakan sendiri alat penekan kopi pada portafilter yang berdiameter 58mm. Sambungan air bersih dan kotor juga disertakan dalam paket pembelian dan tinggal disambungkan di bagian masing-masing.

Berat portafilter sekitar setengah kilogram atau 200 gram lebih ringan dari La Spaziale dengan material stainless dan handle platisk berwarna hitam dengan sudut kemiringan sekitar 80 derajat pada saat dipasangkan dipasangkan di group head-nya.

Di bagian atas terdapat cup warmer yang kira-kira bisa memuat sembilan cangkir latte dan menggunakan sistem pemanasan pasif. Di bagian depan atas, dua tombol besar, bagian kiri adalah air untuk steam dan di kanan untuk air panas. Tuas air panas tidak bisa digerakan alias statis dan sekali lagi saya tidak merekomendasikan untuk mengambil suplai air guna menghindari turunnya tekanan di boiler.

Steam wand terdiri dari empat lubang ukuran 1.2mm dan bisa digerakan dengan cukup bebas, namun tidak dilengkapi dengan fasilitas anti burn. Jangan khawatir, satu klip plastik berwarna hitam tertempel pada steam-nya untuk menghindari panas.

Mesin satu group ini menggunakan portafilter berukuran 58mm, standard yang banyak digunakan pada mesin2 espresso. Dilengkapi dengan satu manometer yang memberikan petunjuk tekanan boiler (1 Bar) dan pompa (9Bar). Terdapat indikator lain berupa penunjukan volume air pada boiler yang biasanya hanya terdapat pada mesin dua group.

Pada drip tray terdapat tatakan kecil atau semacam slider yang berfungsi agar shot espresso tidak terlalu jauh jaraknya dengan demitasse apabila menggunakan tatakan paling bawah. Sayangnya aliran air dan sisa ampas kopi sering tidak lancar dan mengendap dan harus sering dibersihkan.  Catatan : Dari pengalaman saya mencoba beberapa mesin espresso, drip tray terbaik dipegang oleh mesin  ECM Giotto yang aliran airnya langsung masuk ke lubang pembuangan dan membuat area ini  selalu kering.

Mari kita nyalakan mesinnya.

Seperti biasa jangan terlalu berharap pada buku manual yang hanya berupa dua lembar kertas yang memuat spesifikasi dan informasi seperlunya. Tapi proses instalasi cukup dengan memasang selang untuk sambungan air kotor dan pipa ke sumber air. Selebihnya mesin ini siap untuk dioperasikan dengan menyambungkan ke sumber listrik.

Pada tombol power terdapat dua langkah, yakni yang pertama adalah pengisian air ke dalam boiler, setelah selesai tekan tombol lagi ke arah untuk memulai pemanasan air. Fitur ini sama dengan Vibiemme Domobar dan La Spziale Compact yang dimaksudkan untuk menghindari kerusakan pada heating element saat air di boiler belum terisi, tapi komponen tersebut sudah bekerja penuh yang bisa mengakibatkan kerusakan permanen.

Saat mulai diputar satu langkah ke arah kiri, pompa rotary-nya mulai bekerja dan menyedot enam liter air dalam waktu hanya satu menit. Setelah selesai, putar lagi tombol dan tunggu sekitar 17 menit saat mesin siap untuk digunakan.  Jadi total waktu yang diperlukan sekitar 18 menit dan sebagai perbandingan mesin komersial yang mempunyai 10 liter boiler biasanya memerlukan waktu 30 menit sebelum siap digunakan.

Pengoperasian

Saya biasanya menunggu mesin benar-benar stabil panasnya dengan cara melakukan flushing berkali-kali sebelum mulai melakukan shots. Maklum mesin baru sering mengeluarkan aroma agak aneh sekalian untuk mencuci group head.

Seperti biasa ritual dimulai dengan melakukan grind adjustment pada grinder merek yang sama dengan sistem doserless. Mirza dan saya tidak menggunakan metode raba meraba grind kopi, tapi langsung saja melakukan ekstraksi dan tinggal dilihat apakah volume kopinya 30 ml dalam kisaran waktu maksimal 30 detik walau preferensi pribadi cukup di angka 23-25 detik. Dari situ bisa langsung dilakukan pengaturan halus-kasar hingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Oh ya, kami tidak menimbang berat kopi untuk single ataupun double shot, hanya menggunakan perkiraan saja lalu masukan ke group head dan tekan tombol dengan lambang “bintang” untuk brewing. Mesin segera menyala dan sekitar lima detik kemudian keluar cairan krema setelah sebelumnya beberapa kali gagal karena under atau over extraction.

Di bagian steam wand, frothing milk dilakukan tanpa kesulitan dan bisa menghasilkan microfoam yang cukup bagus untuk membuat latte art seperti yang dilakukan oleh rekan Mirza.

Mesin terus dicoba untuk melihat bagimana staminanya dan sebagaimana yang sudah diperkirakan bahwa boiler 6 liter kadang kesulitan bila sedikit dikebut. Mata harus selalu jeli melihat manometer manakala tekanan di boiler mulai terlihat menurun sebagai tanda mesin perlu cycle time untuk menyedot dan memanaskan air.

Menurut Mirza dan saya tentang Gino :

Produk Taiwan ini tidak kalah dengan saudaranya dari Italia dari sisi performance, walau  desainnya berbentuk kotak. Toffin Product hanya dijual berikut paket grinder dengan merek yang sama seharga 36.6 juta dan sudah banyak digunakan untuk keperluan komersial. Tapi dengan perbedaan harga yang tak terlalu jauh, atau sekitar 5 jutaan, kami merekomendasikan untuk memilih Gino tipe dua group yang mempunyai kapasitas boiler 13.5 liter seperti pada model GCM 323. Tentu saja tidak ada halangan apabila Anda tetap ingin meminang Gino satu group ini bila harga menjadi faktor utama.

* * *

4 replies
  1. Andreas
    Andreas says:

    Hmmm ….. foto terakhir itu juga ngga kalah menarik …… Grinder Anfimnya itu lho ….. Anfim Caimano …. ngga tahan …. hehehe

Comments are closed.