Biasanya saya agak malas memutar penggiling kopi manual, tapi tidak untuk Hario Ceramic Coffee Mill Skerton ini. Penggunaan mata pisau grinder ini yang menggunakan material keramik sebagaimana juga digunakan oleh Baratza untuk tipe Vario Digital. Material keramik diklaim akan membuat mata pisau menjadi dua kali lebih tahan lama dibandingkan dengan mata pisau yang menggunakan baja. Tapi kelemahan lainnya adalah mudah retak bahkan pecah terjatuh atau terkena benturan cukup kuat. Mari kita bedah isinya.

Hario Skerton diproduksi oleh Hario Glass sebuah perusahaan Jepang yang didirkan oleh Hiromu Shibata sejak tahun 1921. Perusahaan ini terkenal dengan produk inovatif dan memenangkan berbagai penghargaan untuk desain produk seperti teko Hario Buono yang elegan itu.

Unboxed. Dibungkus rapi dengan karton di bagian dalam yang dibentuk sedemikian rupa agar Skerton tetap dalam kedudukannya. Selalu terdapat satu lembar petunjuk tertulis yang sayangnya berbahasa Jepang, tapi dilengkapi dengan gambar hingga lumayan bisa menebak apa maksudnya.

Di dalam kotak sudah langsung terlihat Skerton yang terdiri dari:

1. Tuas atau handle
2. Gelas yang akan tersambung dengan bagian burr
3. Silikon untuk bagian dasar gelasnya
4. Silikon untuk penutup burr agar kopi tak keluar saat digunakan (Saat tulisan ini dipublikasikan, Skerton tidak dilengkapi dengan penutup)
5. Terakhir tentu bagian atas yang berupa burr-nya

Menggunakan Skerton. Sebagaimana yang sudah saya sebutkan di atas, kini Hario telah melengkapi Skerton dengan penutup silikon untuk menghindari kopi yang tiba-tiba keluar (bouncing) saat grinder sedang dioperasikan.

Sebelum menggunakan Skerton, cobalah dulu beberapa setting dengan memutar baut burr lalu giling dan lihat hasilnya. Lokasi baut tepat berada di bagian tengah pada urutan kedua, hingga Anda harus melepaskan dulu penguncinya, putar perlahan dan perhatikan posisi burr di bagian bawah yang akan melebar atau menutup.

Kedudukan burr yang bukaanya sempit akan menjadikan hasil giling yang halus dan mengakibatkan putaran yang lebih lama. Demikian pula sebaliknya, hasil gilingan kasar akan mempersingkat waktu kita memutar tuasnya.

Kesan. Secara ergonomis Hario Skerton dirasakan cukup besar untuk tangan saya, tapi tetap cukup kokoh hingga tak mudah bergeser saat sedang memutar handle.

Poin paling penting adalah hasil gilingnya, dan Skerton sudah membuktikannya dengan keseragaman yang terlihat dnegan mata telanjang yang didukung oleh conical burr. 

Selanjutnya, bila untuk menggiling untuk seduh dengan menggunakan filter, Skerton hanya memerlukan kurang dari 40x putaran (tergantung setting, bisa kurang). Tapi untuk hiling halus, siapkan ketabahan karena Skerton akan mengajak sedikit berolahraga.

Fasilitas penampung kopi di bagian bawah cukup berguna untuk menyimpan sisa kopi yang akan dipergunakan selanjutnya.

Membersihkan grinder ini tentunya tak sulit, tinggal menggunakan kuas untuk menghilangkan partikel kopi yang masih menempel terutama di bagian burr.

Pilihan Lain. Sulit mengalahkan Porlex Mini yang banyak digemari karena bentuknya yang ringkas, body yang terbuat dari stainless, dan sama-sama menggunakan conical burr.

Bila faktor keringkasan bukanlah hal yang utama, Skerton bisa Anda pinang dengan harga 500 ribuan, tapi saya harus merekomendasikan Porlex Mini yang menyenangkan untuk dibawa kemanapun karena bentukya yang sangat ringkas.

Demikianlah.

 *  *  *

19 replies
  1. irwan
    irwan says:

    Pak Tony, setelah baca ulang artikel ini saya jadi penasaran. Untuk menggiling 20gram/30 detik ini butuh berapa putaran ya? Thanks

  2. Hery S Presso
    Hery S Presso says:

    pak Tony wahid, quote dari statemen salah satu gambar diatas, bahwa setingan halus dari hario manual coffee grinder ini masih nampak kasar (kalau dari gambar juga cukup jelas) yang kalau saya pernah bandingkan menggunakan blender biji2an, dimana kalau digunakan pada Presso (hand espresso maker) kok sepertinya masih kurang halus ya ??? apakah benar statemen saya ini …masih kurang halus untuk Presso
    terimakasih atas jawabannya

    Iya benar, tapi dengan setting yang pas, bubuk kopinya bisa digunakan untuk mesin espresso.

  3. Enrico
    Enrico says:

    OK hasilnya keluar… maaf ga ada foto karena kamera HP saya jelek utk detail, mendingan ga moto…

    Jadi dengan setting sangat mendekati terhalus (karena si skerton model ada “penahan” yang tidak fleksibel utk masuk ke baut putar), saya bandingkan hasil grind masing2.

    Utk Skerton, halus, namun kalo dipinch dan digesek2, maka kerasa “grainy”. Grind mulus sampe akhir.

    Utk kopian skerton, hasilnya lebih halus lagi! Mungkin saja Turkish fine, karena beneran kayak bedan, saya pinch dan gesek2, kerasanya kayak megang bedak.

    Tapiiii… there’s a catch. Dia tidak bisa muter sampe akhir semua kopi ke-grind. Entah kenapa ada sekitar 1/4 sisa kopi uji yang terus nyangkuuuut aja di atas chamber… Akhirnya saya terbalikin, dan betul ternyata dia ga bisa sampe abis. Masih ada butiran kopi besar malahan.

  4. Harbudi
    Harbudi says:

    Mumpung libur Mas Enrico, saya tunggu hasil uji cobanya.

    Dugaan saya sih, hasilnya akan serupa. Mungkin hanya masalah dalam ketahanan keramiknya saja. Dan terutama mereknya saja haha…

  5. Enrico
    Enrico says:

    Saya sudah bandingkan side by side si kopinya Skerton dengan Skerton… secara garis besarnya sih dari penampakan, ga banyak perbedaan aside dari model yang dirubah dikit biar ga kena kopirait 😀

    Yang saya belum coba… adalah hasil grindnya apakah sama apa kagak. coba saya test ah… di level terhalus ajah.

  6. Harbudi
    Harbudi says:

    Aduh…Mas Jutahariadi, jantung saya sempat berajrut-ajrutan membaca harga Hario Skerton di Maharaja hanya 200.000-an. Sedang saya beli di Jepang saja YP3.150…keblobok dong saya. Tapi maaf setelah saya baca dengan teliti, saya jadi senyum sendiri…oh MODEL Hario Skerton, bukan skerton toh. Mungkin itu buatan Taiwan, Tia Mo, memang merek ini copy-cat yang murah.

  7. Harbudi
    Harbudi says:

    ooops…maaf saya orang baru, jadi tidak tahu sudah ada Pak Budi di sini, jadi saya gunakan nama yang lebih panjang saja Harbudi. Maaf saya tidak sependapat dengan Pak Toni dan Pak Budi. Skerton MSCS-2 menurut saya dapat diandalkan untuk sistem brewing apa pun. Saya sdh lama menggunakan MSCS-2 dengan mypressi. Flavor espressonya tdk pernah menggecewakan. Bahkan Hario MSS-1, adiknya, juga dapat diandalkan. Saya bahkan gunakan di WEGA Vela, hasilnya tidak ada yang pernah protes dengan flavornya. Masalahnya hanya butuh kesabaran dalam menset… Malahan pengalaman pertama saya dahulu, mypressi saya jadi macet akibat superfinenya bubuk kopi yang dihasilkan MSCS-2.

    Sepertinya test Enrico di bawah sudah bisa merevisi penyataan saya.
    Nuhun Kang ….

  8. Jutahariadi
    Jutahariadi says:

    buat info, kalau mau buka websitenya Kopi Bali House di http://www.kopiluwakbali.com Trus buat yang mau cari Grinder Manual yang modelnya seperti Hario Skerton, mungkin bisa didapatkan di Maharaja Coffee, kemarin saya beli disana seharga 200 ribu lebih.

  9. Jutahariadi
    Jutahariadi says:

    buat om deni,Kopi Bali House, Graha Niaga Sanur Arcade, Jl. Bypass Ngurah Rai No. 405E, Sanur, Denpasar-Bali. Telp. 0361-270990,

  10. ahmad affandi
    ahmad affandi says:

    selamat siang..

    saya ahmad affandi… mau menanyakan klo alat hario-skerton bisa di beli dimana ya?

    terimaksih

  11. budi
    budi says:

    Oya, alasan tambahan kenapa Skerton tidak sesuai untuk espresso adalah karena harus diputar +/- 200 kali untuk 14 gr.
    Untuk yang rekan2 yang adventures, boleh coba sambungkan ke Power Drill, cukup ganti mur top-cap dengan mur M16. 🙂

  12. budi
    budi says:

    Nimbrung, saya sependapat dengan pak Toni, Skerton lebih cocok untuk French Press, Moka atau Drip.
    Saya sudah pernah mencoba Skerton untuk Espresso, tapi sulit ketemu setting untuk mendapatkan 30oz dalam 30 detik, salah satu harus dikorbankan.
    Mungkin karena typenya stepped grinder, jadi susah sekali mendapatkan setting yang pas.
    BTW di video Youtube, mrk memakai Hario Mini Slim untuk espresso bukan Skerton. Mini Stepless grinder – Skerton stepped. grinder

    Itu dia, tangan saya keburu pegel pada saat mencoba setting untuk espresso, karena koq gak selesai2 🙂

  13. Satrio A.
    Satrio A. says:

    Thanks reviewnya, Pak. Btw, apakah hasil grind’nya cocok dipakai di moka pot spt Brikka?

    Bisa Mas, tinggal diatur saja setting-nya.

  14. deni
    deni says:

    btw harganya brp kang? bisa delivery order ga ya…

    385 ribu, sepertinya harus langsung beli di sana.

Comments are closed.