Lu Ding, seorang penyanyi terkenal pada awal abad ke-20 di Singapura begitu terkesannya dengan kaya toast, roti panggang yang diolesi (sri)kaya yang merupakan signature dish di Killiney Kopi Tiam. Promosi gratisnya melambungkan gerai yang diberi nama sama dengan jalan Killiney di Singapura dan tetap bertahan hingga sekarang. Salah satunya berkat Tau Chew yang artinya barista atau penyaji kopi Ah Gong yang menciptakan kaya yang begitu digemari hingga sekarang. Inilah kisah sekilas dibalik kesuksesan Killiney Kopi Tiam yang tetap bertahan lebih dari sembilan dekade dan terus mengembangkan bisnisnya ke berbagai negara termasuk di Indonesia. Salah satunya berada di kawasan Eat&Eat Gandaria City, Jakarta dan saya menikmati satu set breakfast untuk berbuka puasa kemarin.

Perjalanan Kopi Tiam di negara Singapura akan sangat menarik untuk ditelusuri dalam konteks kesejarahan saat imigran dari daratan Cina, India dan daratan Asia Tenggara lainnya  mulai berdatangan ke negara ini pada abad 18 dan 19. Tujuan mereka untuk mencari penghidupan yang lebih baik di sebuah kota pelabuhan yang super sibuk dan saat masih berada dalam koloni Inggris. Para imigran terutama dari Cina daratan dan India membuka gerai makanan dan minuman sederhana untuk para pekerja kasar, tentu saja dengan harga yang murah dan menu sederhana seperti nasi dengan telur rebus, atau ikan asin. Inilah prototip kopi tiam pertama sebagaimana disitir dalam penelitian yang dilakukan oleh Lai Eh Lang, the Kopi Tiam : An Evolving Story About Migration and Cultural Diversity, tahun 2010, dari National University of Singapore.

Sebagaimana Lao She seorang sastrawan Cina yang menyatakan “a big tea house is like miniature of society” demikian pula halnya dengan perjalanan kopi tiam yang kemudian tumbuh menjadi tempat berkumpulnya masyarakat setempat dari berbagai etnik. Di tempat ini dibicarakan berbagai permasalahan dari mulai perdagangan, masalah sosial, intrik politik, termasuk transaksi ilegal para thong (mafia Cina). Saat pemerintah Singapura terbentuk, para thong mulai diberangus, tapi eksistensi kopi tiam tetap berdiri dan semakin terintegrasi dengan masyarakat Singapura.

Berbeda dengan masyarakat Cina yang menamakan tempatnya sebagai gerai (han, tong, atau tan)  Kopi Tiam, warung kopi yang didirikan oleh imigran India Muslim dikenal dengan nama “Warung Mamak”. Kopi Tiam dikenal dengan penganan seperti mi goreng atau kwetiau, warung mamak mempopulerkan roti canai, roti prata, dan berbagai makanan dengan bumbu kari.

Kopi Tiam atau warung mamak masih merupakan dan akan terus menjadi salah satu pusat interaksi sosial bagi masyarakat Singapura, sebuah warisan para imigran Cina dan India sejak era kolinialisme Inggris.  Bila anda berkunjung ke negara ini dan juga Malaysia istilah coffee time, tea time, break time, sudah begitu terinternalisasi dalam masyakat Singapura. Sekedar berehat sejenak di warung kopi tiam/mamak sambil menikmati makanan ringan adalah kebiasaan yang dimulai saatu brunch dan sore hari hari sekitar pukul 4 sore.  Jangan pula heran kalau mereka masih keluar mencari makanan di atas jam 10 malam dan kedua tempat ini mengakomodasi kebutuhan masyarakat setempat.

Baik kopi tiam dan warung mamak banyak yang sudah mengadopsi kaidah hospitality business dan mengembangkan sayap bisnisnya ke berbagai negara termasuk gerai Killiney yang saya kunjungi. Kopi Tiam adalah quintenssial Singapore and living heritage site.

* * * * *

8 replies
  1. Jun
    Jun says:

    Menurut saya, “kopi tiam” itu tidak bisa diterjemahkan menjadi warung kopi ala melayu.

    Kata “tiam” adalah dialek Hokkian/Fujian untuk warung/toko/kedai. Jadi kopi tiam adalah warung/toko/kedai kopi. Kalau diterjemahkan dalam bahasa Inggris, “kopi tiam” menjadi “coffee shop”

    Semua tempat yang menjual kopi dan menyediakan tempat duduk untuk menikmati kopi adalah “kopi tiam”.

  2. yellow
    yellow says:

    di setiabudi one ada kopitiam baru, cuma saya lupa namanya, letaknya di lt.bawah dekat sushigroove…mungkin kapan2 pak toni bisa kesana dan mereviewnya disini..oiya pak, range harga di klliney kopitiam berapaan ya?
    Thx

  3. Jeanny
    Jeanny says:

    Kalau saya perhatikan, sekarang ini masih banyak orang yang menganggap ‘kopi tiam’ itu nama coffee shopnya ya Pak. Padahal Kopi Tiam sendiri artinya warung kopi ala melayu.. Jadi beda nama belakang kopi tiamnya, beda juga owner dan rasanya.. Setelah baca tulisan ini, pasti jadi gak salah kaprah lagi.. 🙂

  4. wiwin
    wiwin says:

    om,katanya killiney yg di sg ama di indo beda tuh, bener ngaa? klo sy coba yg di sg sih mantepp tenan! blom coba yg di indo booo

  5. andri
    andri says:

    salam kenal pak toni,
    saya salah seorang silent reader di blog bpk yang sangat menarik.
    Oya gimana rasa kopi-nya pak? kok gak dibahas yah.
    tq.

Comments are closed.