Serombongan turis dari Jerman, Spanyol dan beberapa negara Eropa sangat antusias mencoba kopi yang ditawarkan di agrowisata perkebunan kopi Sailand di kawasan Bangli atau jalan yang menuju ke Tampaksiring/Kintamani. I wayan Murtika, pengelola di Sailand menjelaskan dengan telaten mengenai produk kopi di perkebunannya dan mempersilakan para turis mencicipi kopi dan cacao olahan mereka. Tidak perlu mengeluarkan uang bila sekedar ingin menikmati segelas kopi hitam, tapi bila berminat perkebunan ini  menjual bubuk kopi Bali dan Luwak hasil dari dua hektar lahan perkebunan yang terletak 1200 meter di atas permukaan laut. Udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah di sepanjang perjalanan ke lokasi agro wisata ini menjadi daya tarik para wisatawan yang banyak berkunjung ke kawasan Bangli, Kintamani termasuk saya yang berada di Bali minggu kemarin.

Pulau Bali merupakan salah satu penghasil kopi di Indonesia walau dari sejarahnya agak tertinggal dengan perkebunan kopi daerah karena perlawanan masyarakat terhadap pemerintah kolonial Belanda. Secara tradisi, Bali merupakan penghasil kopi robusta dan dikembangkan secara secara organik karena ketimpangan harga jual dengan biaya pemupukan modern. Perkebunan kopi biasanya dimiliki oleh para petani kecil dengan lahan terbatas dan dikelola secara kolektif dalam sistem koperasi khas masyarakat Bali. Beberapa perkebunan sudah dikembangkan secara modern dan banyak yang sudah dijadikan obyek wisata para turis manca negara.

Pada saat ramai, biasanya ratusan turis yang datang secara berombongan dengan seorang pramuwisata yang fasih berbagai bahasa asing. Para tamu yang datang bisa  mencicipi kopi hasil olahan mereka dalam atmosfir perkebunan yang sejuk karena berada di atas 1000 meter permukaan laut.  Beberapa turis tampak antusias memperhatikan penjelasan pemilik perkebunan sambil sesekali menikmati suguhan kopi hitam robusta. Banyak juga yang tertarik langsung membeli kopi hasil olahan perkebunan di toko khusus yang juga menjual berbagai produk termasuk suvenir. Tidak mengherankan jika banyak wisatawan sengaja datang untuk mencicipi kopi luwak yang eksotis itu dan dijual dengan harga 50 hingga 100 ribu per gelas. Selain kopi beberapa perkebunan menyediakan berbagai produk lain seperti buah2an, rempah, cocoa, perawatan kecantikan, aroma therapy, dan tentu saja suvernir berupa kerajinan tangan seniman Bali.

Pemandangan serupa terlihat di berbagai lokasi agro wisata lain seperti perkebunan Buana Amertha Sari (BAS) yang luasnya 10 hektar, atau Trisna Bali Agriculture, hingga satu dua perkebunan kopi kecil lainnya di daerah Kayuamba. Banyak faktor yang menarik dari kunjungan ke perkebunan kopi terutama bagi siapa saja yang belum pernah merasakan suasana agrowisata di sini. Pengelolalan yang masih tradisional terutama dalam proses roasting yang hanya mengandalkan tungku api dari kayu bakar merupakan kekhasan yang ditawarkan di beberapa perkebunan di sini. Jadi kalau bosan dengan wisata mainstream, mengapa tidak mencoba agrowisata perkebunan kopi di kawasan Kintamani yang mempunyai pemandangan menakjubkan ini.

* * *

16 replies
  1. iman setiawan
    iman setiawan says:

    bli saya ada luwak pandan bagus untuk produksi kopi luwak sudah dewasa apakah berminat,,,saya sekarang berlokasi di kuta,badung….kalo minat hub saya 082142206806.terima kasih

  2. Hen-Son
    Hen-Son says:

    ada 2 pertanyaan kami:
    1. agrowisata sailand berbedakah dengan agrowisata BAS?
    2. apakah dikenakan biaya untuk mengikuti agrowisata ini? ada biaya masuknya saja? atau hanya dikenakan charge jika membeli kopinya?

  3. ayu inda sari
    ayu inda sari says:

    Dijual Kopi Luwak Liar dalam bentuk raw maupun bubuk…
    Harga per kilo dalam bentuk raw ( KOTORAN) = 180rb/kg
    Siap Roasting 350rb/ kg, Siap Seduh = 500rb/ kg !!
    masih bisa nego..
    stock 2 masih 2 ton !!

    untuk info lebih lanjut hubungi 085267275160 (ayu)
    Thanks 🙂

  4. suminaryati
    suminaryati says:

    kalo buka bisnis cafe kopi pada saat sekarang di bali kira2 gmana…ada tips sukses yang bisa dibagi ke saya ga? tks

  5. ellisa az zahra
    ellisa az zahra says:

    Aq dah prnah nyobain na langsung d sailand agro,, nikmat kali ahhh..tak t’lupakan…suasana na,,kopi na,, sayang gak nyoba n beli kopi luwak na,, cuma beli teh yg ad serai na itu lho…jd pengen kopi luwak na,, gmn cara na yahh…

  6. upik
    upik says:

    kayaknya seru banget ngopi langsung di perkebunan kopi. kapan-kapan aku mau coba datang bersama pacarku apalagi lokasinya di Bali pula. mantab, keren… thx.

  7. Sandy Wijaya
    Sandy Wijaya says:

    Foto2 nya menarik… 🙂
    Suka sama foto yg ibu2 “roasting kopi”…
    mantab!
    dan seperti biasa artikel nya simple tapi berbobot… 🙂
    thanks for sharing om!

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] This post was mentioned on Twitter by EventBali, Prima Arya. Prima Arya said: Agrowisata Kopi di Bali | http://bit.ly/hY2IWG […]

Comments are closed.